Sabtu, 25 Agustus 2018

Akulaku : KREDIT ONLINE JAMAN NOW


Hallo semuanya!

Sejak aktif menjadi beauty blogger, aku jadi lebih sering aktif di Beauty Room by Ignatia Maria Octavia di ignatiamariaoctavia.blogspot.com. Namun, karena aku mendapat kesempatan spesial untuk membahas tentang salah satu e-commerce and online financial services in southeast Asian countries, jadi aku memutuskan untuk berbagi di blog pribadiku.

Beberapa bulan belakangan ini aku mulai menggeluti dunia beauty dan melakukan review dari berbagai produk kecantikan. Tak hanya itu, aku juga mendapat kesempatan untuk diberi produk-produk secara gratis dan undangan ke pameran beauty. Sejak saat itu juga, aku mulai mencari-cari produk secara online untuk memudahkanku dalam berbelanja. Dari sekian banyak e-commerce yang memberikan pelayanan dan kualitas, aku akhirnya memilih Akulaku untuk pilihan berbelanjaku.

E-COMMERCE AKULAKU

Mungkin kebanyakan orang bingung, mengapa memilih Akulaku? Satu hal menarik yang menurutku berbeda dengan e-commerce lainnya adalah sistem pembayarannya. Biasanya kalau berbelanja online hanya bisa dilakukan dengan tunai, baik itu melalui transfer antar bank maupun cost on deal (COD). Namun, berbeda dengan Akulaku yang memberikan fasilitas pembayaran secara kredit tanpa kartu kredit kepada costumernya.

Kalau secara pribadi, aku menggunakan Akulaku untuk berbelanja online dan pembayaran listrik secara tunai karena masih dalam nominal rupiah yang bisa dijangkau. Cara pembelian dan pembayarannyapun mudah karena sudah ada tahapan yang bisa kamu ikuti dari aplikasi Akulaku tersebut.

Berikut aku berikan tahapan-tahapan yang bisa kamu lakukan dalam aplikasi Akulaku.


CARA MEMBUAT AKUN AKULAKU

Jika kamu merasa tertarik untuk mencoba e-commerce tersebut, silahkan ikuti langkah-langkah di bawah ini yaaa…
  1. Download aplikasi “Akulaku” di Play Store (Android) atau App Store (IOS).
  2. Bila kamu sudah memiliki akun Akulaku, kamu bisa langsung sign in. Namun jika belum, kamu bisa melakukan registrasi untuk pendaftaran akun baru.
  3. Setelah terbuka tampilan “Akulaku”, kamu bisa langsung mencari produk yang kamu inginkan. Kamu bisa mencari di tab Hot & New, Gadget & Acc, Home & Kitchen Tools, Fashion, Macam-macam, PC & Acc, Health & Beauty, Woman Fashion, Voucher & Service, Vape & Acc.


CARA BERBELANJA DI APLIKASI AKULAKU

Bila kamu sudah tertarik dengan suatu produk dan ingin membelinya, silahkan ikuti langkah-langkah di bawah ini yaaa…
  1. Klik barang yang kamu inginkan untuk melihat detail item.
  2. Klik ‘selanjutnya’ dan silahkan tentukan rencana pembayaran yang akan kamu lakukan.
  3. Bila kamu masih ingin melihat barang lainnya, kamu bisa klik ‘Masukan Troli’. Namun jika kamu ingin langsung melakukan pembayaran, kamu bisa klik ‘Beli’.
  4. Selanjutnya kamu bisa langsung memasukan alamat pengiriman yang dituju.
  5. Setelah itu, kamu bisa memilih metode pembayaran yang diinginkan. Misalnya melalui BCA Virtual Account, CIMB Virtual Account, Indomaret, dan sebagainya.
  6. Jika kamu sudah melakukan transaksi pembayaran secara tunai, maka proses pembelian barang akan segera berlanjut ke pengiriman barang.


HARPITNAS AKULAKU

Buat kamu yang suka berbelanja online, pasti akan senang dengan kabar gembira yang satu ini. Pada tanggal 20 Agustus hingga 11 September nanti, Akulaku akan mengadakan HARPITNAS. Apa ya itu? HARPITNAS merupakan Hari Pesta Kredit Nasional. Jadi selama periode tersebut, customer akan dimanjakan dengan berbagai pilihan produk idaman yang bisa diraih dengan uang sebesar Rp 1.000 saja setiap harinya, loh!

Nah, mulai 20 Agustus pula, Akulaku akan menjadi aplikasi virtual kredit pertama yang berani memberikan kompensasi jika pengajuan kredit limit kamu ditolak. Kompensasinya berupa uang cash dengan total hingga Rp 888.000, loh!

Seru bangetkan berbelanja online di Akulaku? Nah, tunggu apalagi??? Yuk, langsung download aplikasinya dan cari barang yang kamu suka di Akulaku. KREDIT ONLINE JAMAN NOW!

Jumat, 23 Juni 2017

Kembali untuk Kesekian Kalinya

Ratusan hari, puluhan minggu, belasan bulan.

Awalnya berjalan biasa, seperti dulu...
Tanpa ada hambatan, tanpa ada dirinya.
Hidup seolah garis lurus yang tak berliku.
Tenang, nyaman, dan bahagia.

Bagai roda berputar...
Hingga suatu peristiwa beruntut datang.
Membawaku dan berhenti di lengkungan bawah.
Satu per satu yang tidak mengenakan pun datang.

Banyak tangis... Banyak kecewa...
Banyak amarah... Banyak benci...
Hingga rasa sepi dan hilang arah pun tiba.
Detik-detik keputus-asaan datang.

Namun... tiba-tiba kau datang kembali.
Aku tak pernah berdoa untuk minta bahwa itu dirimu.
Aku hanya butuh orang yang bisa mendampingi... membimbing...
Menjadi pendengar dan sandaran di setiap roda hidupku berhenti di bawah.

Ini bukan yang kedua kalinya perpisahan itu terjadi.
Bahkan untuk kesekian kalinya...
Dia mempertemukan kami kembali.
Di tempat yang tepat dan waktu yang tepat.

Bagai pelangi datang sehabis hujan.
Bagai bunga yang bermekaran.
Bagai lembaran baru.
Percaya, setiap kehendak-Nya selalu tepat.

Kalau pada akhirnya tidak...
Apa arti dari pertemuan dan "kembali" pada saat yang selalu tepat?
Ini bukan rencanaku. Ini bukan rencana dia.
Ini pasti rencana-Nya dan Dia tahu tujuannya.

Aku hanya belum tahu, apa arti dari semua ini?

Jumat, 17 Februari 2017

Diam.

Diam. Aku diam seribu bahasa.
Diam tanpa kata.
Diam tanpa cakap.
Diam. Mengundang tanya.

Diam. Aku diam seribu bahasa.
Diam tanpa kata.
Diam tanpa cakap.
Diam. Mengundang rasa.

Dalam diam, ada tanya.
Dalam diam, ada rasa.
Dalam diam...
Ada langkah yang terhenti.
Karena yang tampak hanya diam.

Senin, 11 Juli 2016

Belum Bukan Berarti Tidak

"Angkat telfon gue dong. I wanna check, if you are okay..."

"Maaf telah memberikan malam yang mungkin kurang menyenangkan. Gue takut banget pas melihat muka dan perilaku lu yang tiba-tiba berubah. Gue takut lu berpikir salah dan menjauhi gue. Seperti yang sudah gue bilang sebelumnya, gue masih berhubungan sama dia dan gue akan selalu sayang sama mantan gue. Ketika gue putus sama dia, gue bilang 'kalau seandainya kita jodoh, pasti suatu saat kita akan bertemu'. Tapi, dia lebih memilih untuk tinggal di luar kota, itu berarti pertanda kalau gue sama dia belum jodoh. Please, jangan ada yang berubah. Gue berharap masih bisa melihat senyum di wajah lu, seperti biasa."

"Gue masih gak menyangka aja gitu, kalau lo akan SELALU sayang sama mantan lo. Gue cuma mau ingetin bahwa gue ini A bukan L. A berbeda dengan L. Kalau lo masih berharap dengan L, tolong jangan jadikan gue sebagai pengganti dia."

"Waduh, salah tangkep sepertinya. Gue memang selalu sayang sama mantan-mantan gue, karena mereka pernah jadi bagian terindah dalam hidup gue. Tapi untuk balikan dan jadian lagi dengan mereka, untuk sekarang belum. Gue sama sekali tidak menyamakan lu dengan dia. Jelas beda sifat, kebiasaan, dll. Gue di sini juga sayang sama lu, gue ingin banget menjaga lu dan gue seneng banget bisa melihat lu maju. Gue sampai sempat berpikir... andai lu datang lebih awal."

***

Belum bukan berarti tidak.

Sedikit percakapan yang masih aku ingat dalam cerita seorang teman. Suatu kejadian yang masih belum bisa aku pahami kenapa bisa terjadi? Lebih tepatnya, kenapa harus terjadi? Masih belum mengerti ini salah siapa sehingga terjadi seperti ini?

Aku hanya berpikir bahwa cerita ini hanya seperti dunia sinetron, di mana seolah-olah hanya cerita fiksi yang memancing emosi. Emosi? Ya, kalau aku berada dalam posisi tersebut, emosiku juga akan terpancing. Bagaimana tidak? Merasa disamakan dengan seorang mantan. HAHAHA.

Aku rasa... kalau pun memang tidak disamakan dengan seorang mantan, tidak seharusnya dia berkata 'belum' dalam hal balikan. Kenapa? Karena belum kadang bisa diartikan sebagai 'suatu saat akan...' Mungkin sekarang belum bisa balikan karena bla bla bla... Tapi, nanti di saat sudah waktunya baru akan bisa balikan. Sh*t!

Tidak ada orang di dunia ini yang ingin diperlakukan seperti itu. Kalau memang masih belum bisa melupakan mantan, lebih baik tidak usah mencari orang lain. Cobalah untuk move on dulu, baru carilah orang yang benar-benar hanya dia yang kamu sayang. Kamu tidak bisa menyayangi dia dan mantanmu secara bersamaan. Tidak adil. Aku rasa itu bukan sayang, tapi kamu menyakitinya.

So, pastikan dulu hatimu untuk siapa?
Baru katakanlah "sayang" itu hanya untuk dia seorang :)

Kamis, 28 April 2016

Apakah Ini Masalah?

Aku terdiam dalam keramaian tengah kota, berjalan seolah-olah tanpa arah dengan lemasnya. Aku berharap ini bukanlah suatu kesalahan, ketika aku memilih untuk tetap diam dan menjalani semuanya seperti tak ada masalah.Tapi, aku sungguh bingung dengan keadaan ini.

Ketika aku berhadapan dengan dia yang sudah mulai mengisi hari-hariku. Ketika aku melihat keceriaannya tiap dia berusaha membuatku tersenyum. Ketika aku mendengarkan setiap cerita dari sebagian kesehariannya..... oh, tidak.... Itu membuat bayangannya semakin nyata dalam benakku.

Semakin nyata bayangannya, semakin aku mengaguminya. Semakin aku mengaguminya, semakin aku bangga telah mengenalnya. Semakin aku bangga, semakin aku merasa takut kehilangannya. Kenapa ini harus terjadi?

Sejauh mata memandang, sejauh telinga mendengar, sejauh kaki melangkah.... semakin aku membayangkan dirinya di sisiku. Hadirmu buatku berubah menjadi lebih baik. Hadirmu ajarkanku kerasnya hidup. Hadirmu kuatkanku untuk selalu maju dan berjuang tanpa kata lelah dan menyerah. Sampai yang terpenting, kau sadarkanku bahwa setiap individu berharga dan bernilai dengan kemampuan luar biasa yang dimilikinya. Tapi, sejauh mana dan sampai kapankah kau akan hadir dalam hidupku?

Seringkali aku tersipu malu ketika kau begitu perhatian padaku. Namun, tak jarang juga aku merasa kesal dengan sikapmu yang menyebalkan. Sekalinya perhatian, terasa sangat perhatian. Namun, sekalinya sibuk akan sangat cuek dengan segalanya. Aku berusaha memahami, berusaha untuk sabar, dan tetap selalu memberikan semangat. Bukankah kita hidup untuk berguna juga bagi sesama?

Namun, seringkali aku merasa bingung. Aku bisa sabar dan bertahan dengan segala sikapnya yang sering menghilang dalam tumpukan kesibukkannya. Kenapa ya, kesabaranku tidak habis? Tapi aku selalu ingat dan bertanya dalam diriku, "aku ini siapa?" Bukan siapa-siapa.... Lalu, untuk apa aku tetap sabar? Seringkali pertanyaan ini dijawab oleh hatiku. Ketika hati berbicara, saat itulah aku sungguh bingung menentukan arah. Aku tak tahu apakah ini akan menjadi sebuah "masalah" bagiku ke depannya atau tidak?

Tapi, saat aku tahu jawaban pasti dari "aku ini siapa?", mungkin aku akan menemukan jawaban yang tepat dari "untuk apa aku tetap sabar?". Semoga dengan begitu, kebingunganku akan terjawab juga, dan aku tahu bahwa ini akan menjadi sebuah "masalah" atau tidak? :)


*Hanya sebuah tulisan untuk mengisi kekosongan hati waktu... 🙈😂